Musik banyak terbukti ampuh memberikan semangat. Kelompok yang memegang teguh prinsip agama seperti Hamas pun tak menafikan fakta ini. Karena itu, sekitar Juli lalu, organisasi yang didirikan Syekh Ahmad Yassin itu membentuk sebuah grup band.
Karena situasinya memang sedang berperang dengan penjajah Israel, band pertama Hamas ini pun beraroma perjuangan. Namanya ‘Pelindung Tanah Air’ (PETA) dan beranggotakan enam orang yang pernah bertempur melawan milisi Fatah Juni lalu. Seragam mereka berwarna biru cerah. PETA ini bagian dari departemen seni di the Executive Force, layanan keamanan internal Hamas.
Band ini rajin berlatih tiap hari meski dengan segala keterbatasan yang ada. Maklum, sejak Hamas menguasai Jalur Gaza pertengahan Juni lalu, kondisi di sana makin tak menentu. Wilayah yang dihuni sekitar 1,5 juta warga Palestina itu kekuarangan pasokan bahan makanan, listrik, air, dan BBM lantaran diisolasi Israel. Penderitaan mereka kian bertambah setelah negara Zionis itu menetapkan Gaza sebagai entitas musuh.
PETA menggunakan sebuah ruangan kecil di kompleks markas besar kepolisian Kota Gaza sebagai studio latihan. Hanya dilengkapi sebuah komputer jinjing dan amplifier 12 trek.
Namanya juga bentukan Hamas, lagu-lagu yang dihasilkan kental dengan pesan-pesan Islami dan militeristik. Perhatikan salah satu lirik dalam judul Perubahan dan Reformasi. “Dengan mengafani orang mati kita mendapat inspirasi.”
Memang PETA dibentuk untuk menyemangatkan para prajurit Hamas. “Kami ingin mendorong tentara dan pejabat berusaha yang dibutuhkan dalam perjuangan mengakhiri penjajahan,” kata Mayor Khosam Abu Abdu, 40 tahun, mantan polisi. Lantaran suaranya merdu, Khosam didaulat menjadi pemimpin vokal dan mengepalai band ini. Ia memang sering menjadi muadzin di masjid.
Band ini sudah menghibur unit-unit kepolisian dan penjara di Gaza. Tapi jangan harap ada penonton perempuan. “Itu tidak mungkin,” ujar Khosam. Ia bermimpi suatu saat bisa merilis album pertama dan manggung di lapangan terbuka.
Kehadiran PETA membuktikan Hamas tak alergi dengan budaya Barat. Ketika pemilu parlemen Januari 2005, mereka menyambut kehadiran bintang Hollywood Richard Gere. Bahkan ia dianggap berjasa memenangkan Hamas. “Kami berterima kasih kepada Richard Gere atas usahanya dalam memenangkan Hamas,” kata Abu Abdullah, anggota senior.
Sumber:www.hamaslovers.wordpress.com
ada lirik nasyid2 palestine ngga? kalau ada minta ya..
BalasHapus